RotogravureIndonesia.co.id – 5 Perbedaan Rotogravure VS Flexo Printing pada Kemasan Fleksibel. Dalam industri kemasan fleksibel, pencetakan merupakan salah satu tahap kunci dalam proses produksi. Rotogravure dan flexographic (flexo) printing adalah dua teknik pencetakan yang umum digunakan untuk mencetak desain pada kemasan fleksibel.
Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu mencetak gambar atau teks pada kemasan, namun keduanya memiliki perbedaan signifikan dalam hal peralatan, kualitas, keberlanjutan, dan biaya. Berikut adalah lima Perbedaan Rotogravure VS Flexo Printing pada Kemasan Fleksibel:
5 Perbedaan Rotogravure VS Flexo Printing
1. Investasi dalam Peralatan
Pada tahap awal, peralatan untuk pencetakan rotogravure membutuhan investasi yang lumayan besar di bandingkan dengan cetak flexografi. Rotogravure printing membutuhkan mesin yang kompleks dan mahal yang terdiri dari silinder gravure yang diproses secara khusus dan sistem pencetakan yang canggih.
Sementara itu, meskipun peralatan flexographic juga memerlukan investasi, namun mereka cenderung lebih murah dan lebih mudah diakses, terutama untuk skala produksi yang lebih kecil.
Mesin flexo biasanya lebih fleksibel dan dapat diubah dengan mudah untuk mencetak desain yang berbeda, sehingga cocok untuk produsen yang membutuhkan kecepatan produksi yang tinggi dengan berbagai desain yang berbeda.
2. Kualitas Cetak
Saat ini, kualitas cetak flexographic tidak sebaik pencetakan gravure. Pada umumnya, pencetakan rotogravure memiliki kualitas cetak yang lebih tinggi dan detail yang lebih tajam dibandingkan dengan flexo printing.
Hal ini disebabkan oleh teknik cetak gravure yang menggunakan silinder gravure dengan lubang-lubang mikroskopis yang dapat menampung tinta dengan lebih presisi, sehingga menghasilkan gambar yang lebih halus dan detail yang lebih akurat.
Namun, dengan peningkatan teknologi manufaktur anilox roller dan teknologi flexographic, kualitas pencetakan flexographic akan ditingkatkan secara bertahap. Anilox roller yang lebih canggih dapat memberikan transfer tinta yang lebih konsisten dan kontrol yang lebih baik atas ketebalan tinta, sehingga meningkatkan kualitas cetak flexographic secara keseluruhan.
3. Ketersediaan Bahan Habis Pakai
Dalam hal bahan habis pakai, sejumlah besar bahan habis pakai yang diperlukan untuk pencetakan flexographic bergantung pada impor (biaya tinggi), sementara bahan cetak gravure telah dilokalisasi, dan bahan habis pakai domestik sepenuhnya mencukupi diri sendiri.
Flexographic printing sering memerlukan bahan habis pakai seperti platen, bantalan cetak, dan tinta yang seringkali harus diimpor, karena ketersediaan bahan lokal mungkin terbatas atau kualitasnya tidak memadai.
Di sisi lain, pencetakan rotogravure biasanya menggunakan bahan cetak yang lebih umum dan mudah ditemukan di pasar lokal. Hal ini dapat mengurangi biaya produksi secara keseluruhan dan meningkatkan keberlanjutan proses produksi.
4. Keberlanjutan Lingkungan
Pencetakan fleksibel ramah lingkungan sangat ramah lingkungan, dan pencetakan gravure relatif lebih rendah. Meskipun keduanya memiliki dampak lingkungan yang perlu dipertimbangkan, flexographic printing umumnya dianggap lebih ramah lingkungan daripada rotogravure printing.
Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa flexographic printing menggunakan tinta berbasis air yang lebih ramah lingkungan dan menghasilkan lebih sedikit limbah kimia dibandingkan dengan tinta solvent yang umumnya digunakan dalam pencetakan gravure.
Selain itu, proses flexographic printing juga dapat menggunakan bahan kemasan yang dapat didaur ulang atau ramah lingkungan, seperti film biodegradable atau kertas daur ulang.
5. Perspektif Biaya
Dari perspektif biaya, pencetakan flexo lebih ekonomis saat mencetak batch kecil produk, sementara pencetakan gravure lebih cocok untuk pencetakan volume tinggi.
Biaya produksi adalah salah satu faktor utama yang dipertimbangkan oleh produsen kemasan fleksibel ketika memilih antara rotogravure dan flexographic printing.
Secara umum, biaya awal untuk memulai pencetakan rotogravure lebih tinggi dibandingkan dengan flexographic printing, terutama karena investasi awal dalam mesin dan silinder gravure yang mahal.
Namun, untuk produksi dalam jumlah besar, biaya per unit dapat lebih rendah dengan pencetakan rotogravure karena efisiensi dan kecepatan produksi yang lebih tinggi. Di sisi lain, flexografi printing dapat menjadi pilihan yang lebih ekonomis untuk produksi dalam jumlah kecil atau untuk produk yang memerlukan banyak variasi desain.
Kesimpulan
Rotogravure dan flexographic printing adalah dua teknik pencetakan yang umum digunakan dalam industri kemasan fleksibel.
Meskipun keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, pemilihan antara keduanya tergantung pada sejumlah faktor, yaitu: (a) skala produksi, (b) kualitas cetak yang diinginkan, (c) ketersediaan bahan habis pakai, dan (d) pertimbangan lingkungan.
Dengan memahami 5 Perbedaan Rotogravure VS Flexo Printing pada Kemasan Fleksibel
ini, produsen kemasan fleksibel dapat membuat keputusan yang lebih informasional dan sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka.
Apabila Anda membutuhkan pisau printing untuk mesin rotogravure atau flexo Anda, segera hubungi kami, karena kami menjual doctor blade atau flexo doctor blade.