Cutter Non Segmented VS Cutter Segmented: Mana Terbaik Untuk Proses Produksi? – Dalam dunia industri, detail kecil sering menjadi pembeda besar antara produksi yang lancar dan produksi yang penuh risiko. Salah satu alat yang terlihat sederhana namun berperan penting adalah cutter atau pisau pemotong. Cutter dipakai hampir di semua lini: mulai dari pengemasan, percetakan, pemotongan bahan baku, hingga pekerjaan finishing. Meski bentuknya sederhana, pemilihan jenis cutter yang tepat dapat mempengaruhi keamanan kerja, efisiensi, dan kualitas produk akhir.

Di antara pilihan yang paling umum, ada dua jenis yang sering dibandingkan: cutter segmented (berruas) dan cutter non segmented (tanpa ruas). Keduanya punya karakteristik dan tujuan penggunaan yang berbeda. Pertanyaannya: mana yang terbaik untuk proses produksi? Jawabannya tidak sesederhana “yang paling tajam” atau “yang paling murah”, karena banyak faktor di lapangan yang harus dipertimbangkan—mulai dari standar keamanan hingga potensi kontaminasi produk.
Memahami Cutter Segmented: Standar Umum yang Banyak Dipakai
Cutter segmented adalah jenis cutter yang paling familiar untuk banyak orang. Ciri utamanya adalah bilah pisau yang memiliki beberapa ruas atau segmen. Ketika bagian ujung sudah tumpul, pengguna bisa mematahkan segmen tersebut dan mendapatkan ujung baru yang tajam.
Kelebihan Cutter Segmented
- Praktis dan cepat tajam kembali
Pengguna tidak perlu mengganti blade secara penuh. Cukup mematahkan segmen ujungnya, cutter langsung siap dipakai kembali. - Lebih ekonomis untuk penggunaan ringan
Karena satu bilah terdiri dari beberapa ruas, biaya penggunaan bisa terasa lebih hemat untuk kebutuhan sehari-hari. - Mudah ditemukan dan banyak variasi ukuran
Cutter segmented tersedia di banyak ukuran (misalnya lebar 9 mm, 12,5 mm, 18 mm hingga 25 mm), sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan. (Rotogravure Indonesia)
Kelemahan Cutter Segmented di Lingkungan Produksi
Di lapangan, terutama dalam industri yang memiliki standar keamanan tinggi, cutter segmented bisa memunculkan risiko yang jarang disadari:
- Patah tanpa disadari saat tekanan pemotongan tinggi.
- Potongan segmen bisa terlempar dan jatuh ke mesin atau produk.
- Pekerja sering mematahkan segmen secara manual dan patahan kecil bisa tercecer, menjadi bahaya untuk operator lain maupun kontaminasi produk.
Inilah alasan mengapa di beberapa industri tertentu, cutter segmented mulai dianggap kurang ideal, terutama jika proses produksi menuntut ketatnya kontrol keamanan dan kebersihan.
Mengenal Cutter Non Segmented: Solusi dari Jepang untuk Industri
Berbeda dari cutter segmented, cutter non segmented memiliki bilah yang tanpa ruas sama sekali, sehingga desainnya jauh lebih sulit untuk dipatahkan. Secara tampilan, dari jauh terlihat serupa dengan cutter biasa, tetapi jika diperhatikan, bagian bilahnya tidak memiliki garis segmentasi. Karena desainnya, cutter ini sering disebut juga cutter tanpa ruas atau cutter Jepang.
Mengapa Cutter Non Segmented Diciptakan?
Pertanyaan yang sangat penting: Kalau cutter segmented sudah praktis, mengapa ada cutter tanpa ruas? Jawaban utamanya ada pada dua hal:
- Keamanan lingkungan kerja
- Kontrol kualitas produk
Menurut sumber yang Anda berikan, cutter non segmented banyak digunakan pada industri makanan dan percetakan karena mampu mengurangi risiko potongan blade tercecer yang bisa membahayakan pekerja dan merusak proses produksi.
Perbandingan Utama: Cutter Non Segmented vs Cutter Segmented
1. Faktor Keamanan Kerja (Safety)
Jika berbicara produksi modern, safety adalah prioritas utama. Dalam lingkungan pabrik, kecelakaan sering terjadi bukan karena alat besar, tetapi karena benda kecil yang tidak terdeteksi.
Cutter Segmented:
- Berpotensi patah secara tidak sengaja saat digunakan.
- Patahannya bisa jatuh ke area mesin atau lantai produksi tanpa diketahui.
- Potongan segmen bisa berbahaya bagi operator atau teknisi.
- Risiko semakin besar jika pekerja mematahkan segmen sembarangan.
Cutter Non Segmented:
- Tanpa ruas berarti tidak ada segmen yang bisa dipatahkan.
- Risiko patah mendadak jauh lebih kecil.
- Lingkungan kerja lebih aman karena tidak ada patahan blade kecil yang bisa tercecer.
✅ Pemenang untuk safety produksi: Cutter Non Segmented
2. Faktor Kualitas Produk (Quality Control)
Dalam industri makanan, farmasi, packaging, dan printing, kualitas bukan hanya soal hasil potong rapi, tetapi juga soal tidak ada kontaminasi asing pada produk.
Masalah utama cutter segmented adalah potongan kecil bilah bisa masuk ke:
- produk makanan atau kemasan,
- area cetak (printing),
- mesin produksi (menyebabkan defect atau kerusakan mekanis).
Sedangkan cutter non segmented, karena desainnya solid, membuat potensi kontaminasi ini jauh lebih rendah.
✅ Pemenang untuk menjaga kualitas produk: Cutter Non Segmented
3. Efisiensi Pemakaian & Kecepatan Kerja
Di sisi lain, cutter segmented masih punya nilai unggul dari sisi “kecepatan tajam kembali.”
Cutter Segmented:
- Ketika tumpul, tinggal patah segmen → lanjut kerja.
- Ideal untuk pekerjaan ringan sampai menengah, terutama di area non-kritis seperti gudang atau pekerjaan umum.
Cutter Non Segmented:
- Tidak bisa dipatahkan.
- Bila tumpul, biasanya harus diganti bilah atau menggunakan metode penajaman tertentu (tergantung produk).
- Cocok untuk proses yang lebih fokus pada keamanan daripada kecepatan mengganti ujung tajam.
✅ Pemenang untuk efisiensi “instant tajam”: Cutter Segmented
4. Risiko Kerusakan Mesin Produksi
Di pabrik, sekali saja ada potongan blade masuk ke jalur mesin, dampaknya bisa sangat mahal: downtime, kualitas reject, bahkan kerusakan komponen.
Sumber Anda menjelaskan bahwa pada cutter segmented, patahan segmen bisa jatuh ke mesin atau produk yang sedang diproses sehingga mempengaruhi hasil produksi atau merusak mesin.
Untuk industri yang mengandalkan mesin berkecepatan tinggi (seperti packaging dan printing), risiko ini tidak boleh dianggap sepele.
✅ Pemenang untuk perlindungan mesin: Cutter Non Segmented
Industri Mana yang Lebih Cocok Menggunakan Cutter Non Segmented?
Berdasarkan penjelasan di sumber, cutter non segmented umum digunakan pada:
- Industri makanan
- Industri percetakan / printing
- Area yang membutuhkan keamanan lebih ketat dari potensi serpihan logam atau benda asing.
Kenapa? Karena di dua industri ini, kontaminasi kecil pun bisa menimbulkan:
- komplain pelanggan,
- penarikan produk (recall),
- masalah sertifikasi,
- hingga kerugian brand.
Industri Mana yang Masih Relevan Menggunakan Cutter Segmented?
Walaupun ada risiko, cutter segmented tidak otomatis “buruk”. Justru jenis ini masih sangat berguna untuk:
- pekerjaan kantor,
- pekerjaan gudang,
- pemotongan karton ringan,
- kegiatan maintenance non-kritis,
- produksi yang tidak bersentuhan langsung dengan produk konsumen sensitif.
Jika SOP pematahan segmen dijalankan dengan benar (misalnya memakai wadah khusus), risikonya bisa ditekan. Namun, pada praktiknya, kedisiplinan ini sering menjadi masalah karena aktivitas produksi yang cepat dan repetitif.
Mana yang Lebih Baik untuk Proses Produksi?
Jawaban yang paling tepat adalah: tergantung prioritas proses produksi Anda. Namun untuk lingkungan produksi modern, terutama yang sensitif terhadap keselamatan, kualitas produk, dan risiko kontaminasi, cutter non segmented lebih unggul.
Jika fokus Anda adalah:
✅ Keamanan pekerja → pilih Cutter Non Segmented
✅ Menghindari serpihan pisau masuk ke produk → pilih Cutter Non Segmented
✅ Menghindari kerusakan mesin & defect printing → pilih Cutter Non Segmented
✅ Kecepatan mengganti ujung tajam & biaya murah → pilih Cutter Segmented
Rekomendasi Praktis untuk Pabrik & Industri
Agar pilihan cutter tidak sekadar “kebiasaan”, berikut rekomendasi yang bisa langsung diterapkan:
1. Bedakan area pemakaian cutter
- Area produksi kritis (makanan/printing/packing) → gunakan non segmented
- Area non-kritis (gudang/office/maintenance) → segmented masih bisa dipakai
2. Terapkan SOP pengelolaan blade
Jika tetap memakai segmented:
- wajib ada wadah patahan segmen
- larang mematahkan segmen di sembarang tempat
- audit rutin area produksi dari benda asing
3. Pertimbangkan standar audit & sertifikasi
Jika perusahaan Anda mengikuti standar seperti hygiene atau quality system, penggunaan cutter non segmented bisa menjadi nilai plus karena mengurangi potensi hazard dari serpihan logam.
Kesimpulan
Cutter segmented dan cutter non segmented sama-sama alat sederhana, namun dampaknya besar dalam produksi. Cutter segmented unggul dalam kepraktisan dan biaya, tetapi memiliki risiko patahan segmen yang bisa membahayakan pekerja, mesin, dan kualitas produk. Sebaliknya, cutter non segmented dirancang untuk mengurangi risiko tersebut karena tidak memiliki ruas, sehingga lebih aman dan lebih cocok untuk industri seperti makanan dan printing.
Jika tujuan utama proses produksi Anda adalah stabilitas, keamanan, dan kualitas, maka Cutter Non Segmented adalah pilihan terbaik. Tetapi bila kebutuhan Anda lebih pada aktivitas umum yang tidak kritis, cutter segmented masih relevan—selama ada SOP dan kontrol yang disiplin.